“Wahai orang alim, aku sudah bosan hidup dengan permasalahan yang tiada henti mendera kehidupanku. Dapatkah engkau membantuku menyelesaikan segala masalah yang selalu ada dalam hidupku ini?” Tanya pemuda itu.
“Hai pemuda yang gagah, adakah tempat dimuka bumi ini yang tidak menimbulkan masalah? Sesungguhnya setiap yang bernyawa didunia ini tidak akan terlepas dari yang namanya permasalahan. Nah, maukah kamu aku berikan cara agar mudah menghadapi permasalahan itu?” Ulama tersebut balik bertanya.
“Apakah yang harus aku lakukan” Pemuda itu kembali bertanya.
Ulama tersebut hanya tersenyum sembari mengambil segenggam garam dan memasukkannya kedalam gelas yang berisi air. Garam itu diaduknya dalam gelas yang berisi air tersebut hingga larut dan diberikan kepada pemuda itu. Kemudian, pemuda tersebut diminta meminum air garam dalam gelas tadi.
“Bagaimana rasanya?” Tanya ulama tersebut.
“Asin Sekali,” jawab pemuda itu.
Selanjutnya sang ulama mengajak pemuda itu ketepi Danau air tawar yang luas. Ia pun memasukkan segenggam garam yang sama ukurannya dengan garam sebelumnya yang dimasukan kedalam gelas tadi. Setelah beberapa saat mengaduk-aduk air ditepi danau itu, ia pun menyuruh anak muda tadi mengambil air dari danau itu dan diminta meminumnya.
“Bagaimana rasanya?” Ulama itu kembali bertanya.
“Hambar, tawar dan tidak berasa,” kata pemuda itu.
“Demikianlah permasalahan hidup, jika kita menghadapinya dengan hati sempit seperti gelas tadi, maka akan teras berat permasalahan hidup ini. Sebaliknya, jika kita menghadapi berbagai macam masalah dengan hati yang lapang seluas danau itu, maka tidak akan terasa permalahan di dunia ini. Sesungguhnya masalah yang paling berat hanya ketika manusia berada di neraka, maka jadikanlah permasalahanmu di dunia sebagai lumbung amal sholehmu agar terbebas dari perkara di neraka jahanam.” Jelas ulama itu sambil berlalu meninggalkannya.
Hikmah yang dapat diambil dari ulasan kisah tersebut adalah pentingnya melapangkan hati dalam menyingkapi problematika hidup ini. Hati yang lapang akan mampu menampung dan menetralisir permasalahan hidup yang silih berganti datangnya.
Luas dan sempitnya hati sangat mempengaruhi mental seseorang dalam menjalani liku-liku kehidupan. Dengan hati yang lapang, seseorang akan lebih bijak memahami permasalahan hidupnya. Karena hati yang lapang merupakan bagian dari kesabaran seseorang, dan kesabaran adalah anugerah terbaik dari Allah SWT.
“… dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dan telah banyak pembahasan mengenai sabar yang merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang yang beriman. “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, maka ia bersyukur. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena mengetahui bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR Muslim)
Sumber : mangoleh.com
WARNING :
- Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda, Komentar Anda sangat berguna demi kelangsungan Blog saya
- Do not Forget Leave Your Comment Your comments are very useful for the survival of my Blog